Kiriman dari : Ningrum Suparmin
Kiriman dari : Ningrum Suparmin
Di sebuah daerah, ada seorang tua terkenal sangat bijak & mempunyai kemampuan bisa “membaca” apa yg sedang dialami oleh orang lain yang bertemu dengannya. Seorang anak muda penasaran sekali akan kemampuan orang tua yg terkenal bijak & “berkemampuan” ini. Ia ingin mengetes kemampuan orang tua bijak ini. Ia membawa seekor burung di tangannya & menggenggam burung itu.
“Saya ingin mengetes apa betul kemampuan bapak tua yg terkenal ini. Saya ingin menanyakan apakah burung yg saya bawa ini hidup atau mati kepada bapak tua ini. Kalo bapak tua itu menjawab bahwa burung yg saya bawa ini hidup, maka saya akan segera meremas burung itu hingga mati dalam genggaman saya. Apabila ia menjawab burung itu mati, saya akan segera melepaskan genggaman sehingga burung itu bisa terbang,”gumam pemuda ini sambil berjalan ke arah rumah orang tua bijak itu dgn menggenggam seekor burung dalam genggamannya yg dia sembunyikan di balik punggungnya.
“Wahai bapak tua. Saya sudah lama mendengar tentang bapak dan keahlian bapak.
Saya sekarang membawa seekor burung dalam genggaman saya. Nah, kalo bapak betul-betul hebat seperti yg diceritakan oleh banyak orang, coba bapak tebak apakah burung
yg saya bawa ini mati atau hidup? Kalau betul, saya mengangkat Anda menjadi guru saya” tanya anak muda ini
Si orang tua bijak melihat & memandangi sebentar anak muda ini yg menyembunyikan genggaman tangan di balik punggungnya. “Wahai anak muda, burung yg kamu bawa itu, mati atau hidup tergantung dalam genggamanmu. Sama seperti sukses dirimu, smua dalam genggamanmu,”jawab singkat bapak tua ini sambil berlalu
Pemuda ini pun menyadari. Sukses atau tidak tergantung pada diri kita
sendiri, Ada dalam genggaman kita sendiri.
Untuk mewujudkan sukses, milikilah “genggamannya” : Berpikirlah Sukses & Lakukan Langkah-Langkah Sukses"
Tangan yang lamban membuat miskin, Tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya."
. oº°˚˚°º.
\=))_ "̮ . ∫έ|∂♏∂τ Þ∂Ği
∫έ|∂♏∂τ Beraktifitas ........
---------------------------
Kiriman dari : Ningrum Suparmin
Pada sore hari, ada seekor burung yang hinggap di atap rumah dan itu berlangsung setiap hari. Akan tetapi pada bulan berikutnya burung itu mulai membangun sarang sehingga ketika hujan turun menyebabkan aliran air menjadi tersumbat. Ketika burung itu merasa nyaman maka burung itu akan tinggal tetap.
Begitu juga dengan sebuah kesedihan. Kesediahan tidak memilih waktu untuk datang menghinggapi kehidupan kita. Kesedihan bisa datang setiap waktu. Namun jangan biarkan kesedihan itu menjadi nyaman untuk tinggal dalam kehidupan kita. Jangan biarkan iblis membuat sarang-sarang kesedihannya dalam kehidupan kita.
Berbuatlah sesuatu ketika masa sedih itu tiba. Bersyukurlah ketika hal buruk menimpa kehidupanmu. Karena ketika kita membiarkan kesedihan itu bersarang maka berkat Tuhan itu akan tersumbat dan tidak mengalir dalam kehidupan kita.
Jadilah seorang pribadi yang selalu bersyukur. Karena dengan ucapan syukurlah maka sarang-sarang kesedihan itu akan hancur
Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu,
karena kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan.
∫έ|∂♏∂τ Þ∂Ği ......
∫έ|∂♏∂τ menyambut Hari penuh Sukacita......
----------------
Kiriman dari : Ningrum Suparmin
Pernah di suatu waktu, kelaparan melanda negeri. Ada satu orang kaya mengundang 20 anak-anak miskin datang ke rumahnya. Ia berkata kepada mereka, “Setiap orang dari kalian bisa mengambil satu roti dari keranjang itu. Sejak saat ini, setiap harinya, pada jam yang sama, kamu dapat datang ke sini dan mengambil satu roti sampai masa kelaparan berakhir.”
Anak-anak menyerbu keranjang itu dan berebut mengambil roti yang lebih besar. Setelah mengambil roti, mereka pergi tanpa bilang terima kasih.
Hanya seorang gadis kecil bernama Nur yang menunggu sampai semua anak selesai mengambil roti, barulah dia mengambil roti terakhir berukuran kecil yang tertinggal di keranjang. Dia mengucapkan terima kasih kepada pemilik rumah dan kemudian berjalan pulang.
Hari kedua, semua anak berlaku sama seperti pada hari pertama. Mereka menyerbu roti itu bagaikan serigala lapar. Nur kecil kembali mendapatkan roti terkecil di keranjang karena dia mengambil terakhir kali, besarnya roti itu bahkan tidak sampai sebesar satu roti utuh.
Namun keanehan terjadi di hari kedua, saat dia pulang ke rumah dan memberikan roti itu untuk ibunya agar dapat dipotong-potong, mereka menemukan sebuah koin perak ada di dalam roti tersebut.
Ibu Nur berkata, “Kembalikan uang ini kepada pemiliknya, nak. Pasti koin ini tak sengaja terjatuh ke dalam adonan roti saat dibuat.”
Nur mengembalikan uang itu kepada orang kaya tersebut. Namun orang kaya itu menolaknya dan berkata, “Adik kecil, saya menaruh uang di potongan roti terkecil adalah dengan sengaja. Saya ingin memberi hadiah.”
Tuhan tahu saat kita bersyukur walaupun rejeki sekecil apapun, Dia akan lebih mengasihi orang tersebut.
Jika saat ini kita baru berlelah bekerja dan penghasilan kita hari ini sedikit, sementara tetangga kita lebih banyak,marilah kita tetaplah bersyukur. Awan gelap tidak selamanya menutupi langit biru..
. oº°˚˚°º.
\=))_ "̮ .
(( "̮
_!!_......ŝ'Ɩäª♍äªţ Ƥäªƍĭέ̯̯͡͡
∫έ|∂♏∂τ Menikmati Berkat Tuhan.
Kiriman dari : Ningrum Suparmin
Selembar kertas bertuliskan “Jual Anak Kucing” telah berhasil ditempelkan oleh seorang pria tua pada sebuah pohon. Sementara itu ada seorang anak kecil yang sedang memperhatikan pria tua tersebut.
“Apa yang kau lakukan?”
“Sedang menempelkan brosur. Aku mau menjual anak kucingku.”
“Boleh aku melihatnya?”
“Tentu saja.”
Anak itu pun mengikuti kemana pria itu pergi sampai pada akhirnya tiba pada sebuah rumah. Pria itu memanggil anak kucing yang hendak dijualnya.
“Apa aku bisa memilikinya?”
“Berapa banyak uang yang kau punya?”
Anak itupun segera merogoh sakunya, “Hanya 2 dollar saja.”
“Baiklah, kau boleh bermain dengannya selama 2 jam saja.”
Anak kecil itu pun merasa sangat senang bisa bermain dengan anak kucing tersebut. Waktupun cepat berlalu dan pria tua mengambil kembali anak kucingnya.
“Aku mau membawanya pulang.”
“Aku hanya tak ingin kau menyesal nak.”
“Aku sangat menyukainya.”
“Anak kucing ini sangat berbeda, salah satu kakinya kerdil sehingga tidak bisa berjalan dengan sempurna. Lebih baik kau membeli yang lainnya saja.”
“Lihatlah!” anak kecil itu mulai menggulung celananya lalu memperlihatkan bahwa dirinya juga memiliki kaki yang tidak sempurna. Anak kecil itu memakai kaki palsu karena harus kehilangan salah satu kakinya akibat penyakit yang di deritanya.
“Aku pasti bisa merawatnya dengan baik karena aku dan anak kucing itu memiliki nasib yang sama. Berapa uang yang harus aku beri untuk memilikinya?”
“Kau sangat mengasihi anak kucing ini?”
“Ya, anak kucing itu sama seperti diriku.”
“Baiklah, kau boleh memilikinya. GRATIS.”
Harus kita sadari bahwa kasih itu tidak membutuhkan biaya untuk bisa melakukannya. Kasih itu tidak dijual di toko-toko dan kasih itu sendiri tidak bersyarat. Kasih itu sempurna. .
Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu
∫έ|∂♏∂τ Þ∂Ği. 18.08.2014