<< Ren.Har. Kamis, 21 Juli 2022 >>
Renungan Harian (956.2)
Kamis, 21 Juli 2022
Selamat pagi Saudara-Saudara yang kukasih, selamat membaca Renungan Pagi ini. Biarlah Tuhan berbicara kepada kita melalui Firman-Nya, Puji Tuhan.
Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, Tuhan kita, menyertai kita sekalian dan menyertai semua orang di dunia,dengan kasih yang tidak binasa.
<< Ren.Har. Kamis, 21 Juli 2022 >>
Doa. : Hal Berdoa (Matius 6:5-15)
Jud. : Tak Perlu Bersusah Payah?
Bac. : Amsal 10:22-24
Nats. : Amsal 10:22
Bac.S. : Amsal 6-10
Bacaan Alkitab : Amsal 10:22-24
(22) Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya. (23) Berlaku cemar adalah kegemaran orang bebal, sebagaimana melakukan hikmat bagi orang yang pandai. (24) Apa yang menggentarkan orang fasik, itulah yang akan menimpa dia, tetapi keinginan orang benar akan diluluskan. (25)
Ayat Nats. : Amsal 10:22
(22) Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.
Bacaan Alkitab Setahun : Amsal 6-10
Amsal 6
Berbagai-bagai nasihat
(1) Hai anakku, jikalau engkau menjadi penanggung sesamamu, dan membuat persetujuan dengan orang lain; (2) jikalau engkau terjerat dalam perkataan mulutmu, tertangkap dalam perkataan mulutmu, (3) buatlah begini, hai anakku, dan lepaskanlah dirimu, karena engkau telah jatuh ke dalam genggaman sesamamu: pergilah, berlututlah, dan desaklah sesamamu itu; (4) janganlah membiarkan matamu tidur, dan kelopak matamu mengantuk; (5) lepaskanlah dirimu seperti kijang dari pada tangkapan, seperti burung dari pada tangan pemikat. (6) Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: (7) biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, (8) ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen. (9) Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? (10) "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring" (11) maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata. (12) Tak bergunalah dan jahatlah orang yang hidup dengan mulut serong, (13) yang mengedipkan matanya, yang bermain kaki dan menunjuk-nunjuk dengan jari, (14) yang hatinya mengandung tipu muslihat, yang senantiasa merencanakan kejahatan, dan yang menimbulkan pertengkaran. (15) Itulah sebabnya ia ditimpa kebinasaan dengan tiba-tiba, sesaat saja ia diremukkan tanpa dapat dipulihkan lagi. (16) Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya: (17) mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, (18) hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan, (19) seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.
Nasihat tentang perzinahan
(20) Hai anakku, peliharalah perintah ayahmu, dan janganlah menyia-nyiakan ajaran ibumu. (21) Tambatkanlah senantiasa semuanya itu pada hatimu, kalungkanlah pada lehermu. (22) Jikalau engkau berjalan, engkau akan dipimpinnya, jikalau engkau berbaring, engkau akan dijaganya, jikalau engkau bangun, engkau akan disapanya. (23) Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan, (24) yang melindungi engkau terhadap perempuan jahat, terhadap kelicikan lidah perempuan asing. (25) Janganlah menginginkan kecantikannya dalam hatimu, janganlah terpikat oleh bulu matanya. (26) Karena bagi seorang sundal sepotong rotilah yang penting, tetapi isteri orang lain memburu nyawa yang berharga. (27) Dapatkah orang membawa api dalam gelumbung baju dengan tidak terbakar pakaiannya? (28) Atau dapatkah orang berjalan di atas bara, dengan tidak hangus kakinya? (29) Demikian juga orang yang menghampiri isteri sesamanya; tiada seorangpun, yang menjamahnya, luput dari hukuman. (30) Apakah seorang pencuri tidak akan dihina, apabila ia mencuri untuk memuaskan nafsunya karena lapar? (31) Dan kalau ia tertangkap, haruslah ia membayar kembali tujuh kali lipat, segenap harta isi rumahnya harus diserahkan. (32) Siapa melakukan zinah tidak berakal budi; orang yang berbuat demikian merusak diri. (33) Siksa dan cemooh diperolehnya, malunya tidak terhapuskan. (34) Karena cemburu adalah geram seorang laki-laki, ia tidak kenal belas kasihan pada hari pembalasan dendam; (35) ia tidak akan mau menerima tebusan suatupun, dan ia akan tetap bersikeras, betapa banyakpun pemberianmu.
Amsal 7
(1) Hai anakku, berpeganglah pada perkataanku, dan simpanlah perintahku dalam hatimu. (2) Berpeganglah pada perintahku, dan engkau akan hidup; simpanlah ajaranku seperti biji matamu. (3) Tambatkanlah semuanya itu pada jarimu, dan tulislah itu pada loh hatimu. (4) Katakanlah kepada hikmat: "Engkaulah saudaraku" dan sebutkanlah pengertian itu sanakmu, (5) supaya engkau dilindunginya terhadap perempuan jalang, terhadap perempuan asing, yang licin perkataannya. (6) Karena ketika suatu waktu aku melihat-lihat, dari kisi-kisiku, dari jendela rumahku, (7) kulihat di antara yang tak berpengalaman, kudapati di antara anak-anak muda seorang teruna yang tidak berakal budi, (8) yang menyeberang dekat sudut jalan, lalu melangkah menuju rumah perempuan semacam itu, (9) pada waktu senja, pada petang hari, di malam yang gelap. (10) Maka datanglah menyongsong dia seorang perempuan, berpakaian sundal dengan hati licik; (11) cerewet dan liat perempuan ini, kakinya tak dapat tenang di rumah, (12) sebentar ia di jalan dan sebentar di lapangan, dekat setiap tikungan ia menghadang. (13) Lalu dipegangnyalah orang teruna itu dan diciumnya, dengan muka tanpa malu berkatalah ia kepadanya: (14) "Aku harus mempersembahkan korban keselamatan, dan pada hari ini telah kubayar nazarku itu. (15) Itulah sebabnya aku keluar menyongsong engkau, untuk mencari engkau dan sekarang kudapatkan engkau. (16) Telah kubentangkan permadani di atas tempat tidurku, kain lenan beraneka warna dari Mesir. (17) Pembaringanku telah kutaburi dengan mur, gaharu dan kayu manis. (18) Marilah kita memuaskan berahi hingga pagi hari, dan bersama-sama menikmati asmara. (19) Karena suamiku tidak di rumah, ia sedang dalam perjalanan jauh, (20) sekantong uang dibawanya, ia baru pulang menjelang bulan purnama." (21) Ia merayu orang muda itu dengan berbagai-bagai bujukan, dengan kelicinan bibir ia menggodanya. (22) Maka tiba-tiba orang muda itu mengikuti dia seperti lembu yang dibawa ke pejagalan, dan seperti orang bodoh yang terbelenggu untuk dihukum, (23) sampai anak panah menembus hatinya; seperti burung dengan cepat menuju perangkap, dengan tidak sadar, bahwa hidupnya terancam. (24) Oleh sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah aku, perhatikanlah perkataan mulutku. (25) Janganlah hatimu membelok ke jalan-jalan perempuan itu, dan janganlah menyesatkan dirimu di jalan-jalannya. (26) Karena banyaklah orang yang gugur ditewaskannya, sangat besarlah jumlah orang yang dibunuhnya. (27) Rumahnya adalah jalan ke dunia orang mati, yang menurun ke ruangan-ruangan maut.
Amsal 8
Wejangan hikmat
(1) Bukankah hikmat berseru-seru, dan kepandaian memperdengarkan suaranya? (2) Di atas tempat-tempat yang tinggi di tepi jalan, di persimpangan jalan-jalan, di sanalah ia berdiri, (3) di samping pintu-pintu gerbang, di depan kota, pada jalan masuk, ia berseru dengan nyaring: (4) "Hai para pria, kepadamulah aku berseru, kepada anak-anak manusia kutujukan suaraku. (5) Hai orang yang tak berpengalaman, tuntutlah kecerdasan, hai orang bebal, mengertilah dalam hatimu. (6) Dengarlah, karena aku akan mengatakan perkara-perkara yang dalam dan akan membuka bibirku tentang perkara-perkara yang tepat. (7) Karena lidahku mengatakan kebenaran, dan kefasikan adalah kekejian bagi bibirku. (8) Segala perkataan mulutku adalah adil, tidak ada yang belat-belit atau serong. (9) Semuanya itu jelas bagi yang cerdas, lurus bagi yang berpengetahuan. (10) Terimalah didikanku, lebih dari pada perak, dan pengetahuan lebih dari pada emas pilihan. (11) Karena hikmat lebih berharga dari pada permata, apapun yang diinginkan orang, tidak dapat menyamainya. (12) Aku, hikmat, tinggal bersama-sama dengan kecerdasan, dan aku mendapat pengetahuan dan kebijaksanaan. (13) Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat. (14) Padaku ada nasihat dan pertimbangan, akulah pengertian, padakulah kekuatan. (15) Karena aku para raja memerintah, dan para pembesar menetapkan keadilan. (16) Karena aku para pembesar berkuasa juga para bangsawan dan semua hakim di bumi. (17) Aku mengasihi orang yang mengasihi aku, dan orang yang tekun mencari aku akan mendapatkan daku. (18) Kekayaan dan kehormatan ada padaku, juga harta yang tetap dan keadilan. (19) Buahku lebih berharga dari pada emas, bahkan dari pada emas tua, hasilku lebih dari pada perak pilihan. (20) Aku berjalan pada jalan kebenaran, di tengah-tengah jalan keadilan, (21) supaya kuwariskan harta kepada yang mengasihi aku, dan kuisi penuh perbendaharaan mereka. (22) TUHAN telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama-tama dahulu kala. (23) Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada. (24) Sebelum air samudera raya ada, aku telah lahir, sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air. (25) Sebelum gunung-gunung tertanam dan lebih dahulu dari pada bukit-bukit aku telah lahir; (26) sebelum Ia membuat bumi dengan padang-padangnya atau debu dataran yang pertama. (27) Ketika Ia mempersiapkan langit, aku di sana, ketika Ia menggaris kaki langit pada permukaan air samudera raya, (28) ketika Ia menetapkan awan-awan di atas, dan mata air samudera raya meluap dengan deras, (29) ketika Ia menentukan batas kepada laut, supaya air jangan melanggar titah-Nya, dan ketika Ia menetapkan dasar-dasar bumi, (30) aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan senantiasa bermain-main di hadapan-Nya; (31) aku bermain-main di atas muka bumi-Nya dan anak-anak manusia menjadi kesenanganku. (32) Oleh sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah aku, karena berbahagialah mereka yang memelihara jalan-jalanku. (33) Dengarkanlah didikan, maka kamu menjadi bijak; janganlah mengabaikannya. (34) Berbahagialah orang yang mendengarkan daku, yang setiap hari menunggu pada pintuku, yang menjaga tiang pintu gerbangku. (35) Karena siapa mendapatkan aku, mendapatkan hidup, dan TUHAN berkenan akan dia. (36) Tetapi siapa tidak mendapatkan aku, merugikan dirinya; semua orang yang membenci aku, mencintai maut."
Amsal 9
Undangan hikmat dan undangan kebodohan
(1) Hikmat telah mendirikan rumahnya, menegakkan ketujuh tiangnya, (2) memotong ternak sembelihannya, mencampur anggurnya, dan menyediakan hidangannya. (3) Pelayan-pelayan perempuan telah disuruhnya berseru-seru di atas tempat-tempat yang tinggi di kota: (4) "Siapa yang tak berpengalaman, singgahlah ke mari"; dan kepada yang tidak berakal budi katanya: (5) "Marilah, makanlah rotiku, dan minumlah anggur yang telah kucampur; (6) buanglah kebodohan, maka kamu akan hidup, dan ikutilah jalan pengertian." (7) Siapa mendidik seorang pencemooh, mendatangkan cemooh kepada dirinya sendiri, dan siapa mengecam orang fasik, mendapat cela. (8) Janganlah mengecam seorang pencemooh, supaya engkau jangan dibencinya, kecamlah orang bijak, maka engkau akan dikasihinya, (9) berilah orang bijak nasihat, maka ia akan menjadi lebih bijak, ajarilah orang benar, maka pengetahuannya akan bertambah. (10) Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian. (11) Karena oleh aku umurmu diperpanjang, dan tahun-tahun hidupmu ditambah. (12) Jikalau engkau bijak, kebijakanmu itu bagimu sendiri, jikalau engkau mencemooh, engkau sendirilah orang yang akan menanggungnya. (13) Perempuan bebal cerewet, sangat tidak berpengalaman ia, dan tidak tahu malu. (14) Ia duduk di depan pintu rumahnya di atas kursi di tempat-tempat yang tinggi di kota, (15) dan orang-orang yang berlalu di jalan, yang lurus jalannya diundangnya dengan kata-kata: (16) "Siapa yang tak berpengalaman, singgahlah ke mari"; dan kepada orang yang tidak berakal budi katanya: (17) "Air curian manis, dan roti yang dimakan dengan sembunyi-sembunyi lezat rasanya." (18) Tetapi orang itu tidak tahu, bahwa di sana ada arwah-arwah dan bahwa orang-orang yang diundangnya ada di dalam dunia orang mati.
Amsal 10
Kumpulan amsal-amsal Salomo
(1) Amsal-amsal Salomo. Anak yang bijak mendatangkan sukacita kepada ayahnya, tetapi anak yang bebal adalah kedukaan bagi ibunya. (2) Harta benda yang diperoleh dengan kefasikan tidak berguna, tetapi kebenaran menyelamatkan orang dari maut. (3) TUHAN tidak membiarkan orang benar menderita kelaparan, tetapi keinginan orang fasik ditolak-Nya. (4) Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya. (5) Siapa mengumpulkan pada musim panas, ia berakal budi; siapa tidur pada waktu panen membuat malu. (6) Berkat ada di atas kepala orang benar, tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman. (7) Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk. (8) Siapa bijak hati, memperhatikan perintah-perintah, tetapi siapa bodoh bicaranya, akan jatuh. (9) Siapa bersih kelakuannya, aman jalannya, tetapi siapa berliku-liku jalannya, akan diketahui. (10) Siapa mengedipkan mata, menyebabkan kesusahan, siapa bodoh bicaranya, akan jatuh. (11) Mulut orang benar adalah sumber kehidupan, tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman. (12) Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran. (13) Di bibir orang berpengertian terdapat hikmat, tetapi pentung tersedia bagi punggung orang yang tidak berakal budi. (14) Orang bijak menyimpan pengetahuan, tetapi mulut orang bodoh adalah kebinasaan yang mengancam. (15) Kota yang kuat bagi orang kaya ialah hartanya, tetapi yang menjadi kebinasaan bagi orang melarat ialah kemiskinan. (16) Upah pekerjaan orang benar membawa kepada kehidupan, penghasilan orang fasik membawa kepada dosa. (17) Siapa mengindahkan didikan, menuju jalan kehidupan, tetapi siapa mengabaikan teguran, tersesat. (18) Siapa menyembunyikan kebencian, dusta bibirnya; siapa mengumpat adalah orang bebal. (19) Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi. (20) Lidah orang benar seperti perak pilihan, tetapi pikiran orang fasik sedikit nilainya. (21) Bibir orang benar menggembalakan banyak orang, tetapi orang bodoh mati karena kurang akal budi. (22) Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya. (23) Berlaku cemar adalah kegemaran orang bebal, sebagaimana melakukan hikmat bagi orang yang pandai. (24) Apa yang menggentarkan orang fasik, itulah yang akan menimpa dia, tetapi keinginan orang benar akan diluluskan. (25) Bila taufan melanda, lenyaplah orang fasik, tetapi orang benar adalah alas yang abadi. (26) Seperti cuka bagi gigi dan asap bagi mata, demikian si pemalas bagi orang yang menyuruhnya. (27) Takut akan TUHAN memperpanjang umur, tetapi tahun-tahun orang fasik diperpendek. (28) Harapan orang benar akan menjadi sukacita, tetapi harapan orang fasik menjadi sia-sia. (29) Jalan TUHAN adalah perlindungan bagi orang yang tulus, tetapi kebinasaan bagi orang yang berbuat jahat. (30) Orang benar tidak terombang-ambing untuk selama-lamanya, tetapi orang fasik tidak akan mendiami negeri. (31) Mulut orang benar mengeluarkan hikmat, tetapi lidah bercabang akan dikerat. (32) Bibir orang benar tahu akan hal yang menyenangkan, tetapi mulut orang fasik hanya tahu tipu muslihat.
—————
Tampilan cetak
edisi sebelum | 07/Edisi 2022 | edisi berikut
Kamis, 21 Juli 2022
Bacaan : AMSAL 10:22-24
Setahun : Amsal 6-10
Nas : Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya. (Amsal 10:22)
Tak Perlu Bersusah Payah?
Membaca nas renungan hari ini, apa hal pertama yang terlintas di benak kita? Dahulu saya sempat keliru memahami ayat ini, dengan menganggap, "Saya tak perlu rajin dan bekerja keras, toh katanya susah payah tidak menambah berkat yang telah Tuhan sediakan bagi saya." Namun, setelah semakin memahami kebenaran firman, saya mendapati bahwa pengertian tadi keliru, karena berkat Tuhan tak dapat dilepaskan dari kerajinan dan kerja keras.
Hal utama yang perlu kita pahami dari perkataan Amsal ini adalah "berkat Tuhan" sebagai penentu kondisi ekonomi seseorang. Namun, faktor penentu ini tidak lantas menghilangkan kewajiban untuk bekerja keras dan pentingnya ketekunan dalam bekerja. Dalam kata "berkat Tuhan" juga berarti kita perlu berhati-hati, karena tidak semua upaya atau kerja keras kita pasti diberkati, terutama jika hal itu tidak berkenan di hati-Nya. Frasa "susah payah tidak akan menambahinya" jika kita baca dalam terjemahan Alkitab Yang Terbuka (AYT) berarti "Dia tidak menambahkan kesusahan padanya". Artinya, dalam berkat yang Tuhan berikan, tidak akan disertai kesusahan hidup seperti halnya berkat menurut ukuran dunia yang dapat diperoleh dengan segala macam cara.
Jadi, tanpa mengabaikan pentingnya bersusah payah atau bekerja keras, mari letakkan pengharapan kita akan setiap hasil usaha kepada berkat dari tangan Tuhan yang pemurah itu. Ya, tanpa berkat yang Dia berikan, sekeras apa pun kita berusaha, bisa jadi hasilnya tak hanya membawa pada kekecewaan, tetapi dapat mengarah pada kesia-siaan. --GHJ/www.renunganharian.net
BAGIAN KITA BEKERJA KERAS DAN RAJIN,
SUPAYA MELALUINYA BERKAT TUHAN DIALIRKAN.
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria)
Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Pelayanan Gloria.
Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAYASAN PELAYANAN GLORIA
—————
Puji Tuhan, Trima Kasih Bapa kami yang di Sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami, karena itulah yang Tuhan Yesus ajarkan, agar kami mengampuni dahulu, semua kesalahan orang kepada kami, supaya Bapa yang di Surga akan mengampuni kesalahan-kesalahan kami (Markus 11:25-26),
dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya), Puji Tuhan.
Terima kasih Tuhan Yesus untuk kesempatan Indah yang Tuhan telah berikan kepada kita semua ini, Puji Tuhan.
Tuhan Yesus tolonglah kami sesama saudara seiman bisa saling mendoakan satu sama lain, dan saling mendukung didalam persekutuan ini, Puji Tuhan.
Tuhan Yesus kami serahkan sepanjang hari kehidupan kami ini didalam lindungan tangan KasihMu, Puji Tuhan.
Hanya didalam Nama Tuhan Yesus Kristus, Tuhan kita, Juruslamat dan Penebus kita yang hidup, semua ini kami mohonkan, Puji Tuhan, Haleluya, Amin.
Have a nice day
Happy Thursday
May God Bless you
Today and Always
Copyright: Sabda.org
http: //www.sabda.org/publikas/e-r
http: //www.renunganharian.net
Sumber:
[Muktiana Gumelar]
Blog. Rumah anak Tuhan
http. ///www.muktianapgumelar.net
Kamis ,21 Juli 2022